Selasa, 03 Maret 2009

Slank main film

JAKARTA, KAMIS - Keinginan grup band Slank untuk terlibat penuh dalam sebuah film layar lebar akhirnya menjadi kenyataan. Lewat kolaborasi tiga sutradara, Garin Nugroho, John De Rantau dan Dosy Omar, keinginan itu terwujud lewat sebuah film yang diberi judul Generasi Biru.

"Dulu kita punya mimpi. Kita ingin punya sebuah film, merayakan 25 tahun Slank, tapi belum tahu siapa yang bikin, belum tahu mau ngapain, tiba-tiba Mas Garin datang. Dari silahturahmi dan obrolan yang panjang terbentuklah film ini," kata Bimbim menceritakan proses awal pembuatan film tersebut, usai pemutaran perdana film tersebut di FX 21, Jakarta Selatan, Rabu (11/2).

Tahun lalu, film yang juga dibintangi Nadine Chandrawinata itu, akhirnya memulai tahap produksinya. Mengambil lokasi di sebuah bangunan tua di kawasan kota, Jakarta Utara, para personel Slank lainnya, Kaka, Abdee, Ridho dan Ivanka, menjalani proses syuting.


Namun meski dibintangi oleh personel Slank, Kaka, mewakili rekan lainnya, menampik bahwa film itu adalah film biografi Slank. "Ini bukan biografi Slank tapi memotret sejarah Indonesia melalui lagu-lagu Slank," ujar Kaka.

Sementara Garin nugroho, mempertegas film Generasi Biru memang bukan film Slank, tapi film ini mencoba mengangkat soal spirit, kegilaan dari anak-anak muda. "Kami mencoba menyuguhkannya dengan cara pendekatan anak muda. Slank mewakili spirit itu," katanya.

Generasi Biru, menjadi perbincangan luas, ketika turut ambil bagian dalam Berlinale International Film Festival 2009 di Berlin, Jerman. Generasi Biru, kata Garin, menjadi bagian dari program Forum New Sinema. "Film ini dianggap film radikal dalam forum itu, karena cara pendekatannya radikal," ujar Garin.

Dalam film tersebut, Garin Nugroho bersama dua sutradara lainnya mencoba memotret kondisi Indonesia lewat lagu-lagu milik Slank. Lagu-lagu seperti Gosip Jalanan, Bendera Setengah Tiang, Virus dan Ku tak Bisa mewakili potret Indonesia pada konteks kekinian.

Sejumlah catatan hitam yang mewarnai kehidupan sosial politik dan ekonomi di negeri ini, menjadi bagian yang juga disisipkan dalam film ini. Garin dan dua rekan sutradara lainnya, selain menghadirkan potongan-potongan animasi juga footage dari sejumlah peristiwa yang mewarnai kehidupan berbangsa di Indonesia, seperti kerusuhan Mei 1994, kerusuhan Ambon, antrian warga menanti minyak tanah, hingga aksi penggusuran warga.

Bimbim pun berharap, film ini akan memberi spirit bagi anak-anak muda. "Harapan kiat nanti tujuh puluh persen Senayan isinya anak-anak muda semua," ujar Bimbim. (FIAN/EH)
klik disini

Tidak ada komentar: